Sabtu, 30 Mei 2020

KELABU

Kau tegakkan raga sekuat tenaga
Kau tancapkan bara asa yang menelusup dalam rongga
Hati meradang, otak mengikis, kaki tanganpun menjerit
Meminta kepastian asa yang begitu rumit

Entah, asa itu datang berlalu lalang
Namun secepat kilat pergi menghilang
Dasar nasib jelek si pemuda pincang
Kaki tersayat tetap saja malang

Pelita Tuhan tak sempat kau rebut
Berkeliling meminta-minta secara urut
Dasar nasib jelek si pemuda jalanan
Tak bisa makan kau dustakan nikmat Tuhan

Asa tak sempat kau gapai
Pendidikan utama kau abai
Raga yang kau banggakan usai
Kini hanya tersisa rumbai-rumbai

Hayat sejati kau ubah menjadi kelabu
Ruang ekspresi kau tutup dengan topeng lusuhmu
Kau buat kelabu baju barumu
Tengadah tangan di setiap celah kaca pintu

Seruanmu tak lagi diragukan
Pandangan mata iba selalu jadi penantian
Terlalu harmonis jika semesta mengizinkan
Namun nyatanya hidupmu kelabu tanpa nyaman

Ulfah Aini
Purbalingga, 28 Januari 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar