Rabu, 20 September 2017

Raja Hatiku

Untaian kata tak mampu gambarkan dirimu
Luasnya samudera tak sanggup lukiskan perjuanganmu
Fenomena hidup bagaikan sahabat untukmu
Air mata kepedihan tak pernah membanjiri pelupuk matamu

Hanya kau yang mengerti kerasnya hidup
Namun tak terpancar lelah di wajahmu
Untukku kau ikhlas gadaikan jiwa ragamu
Relakan bahagiamu, demi seukir tawa di wajahku

Ayah...begitu ku memanggilmu
Ini aku...permata hati yang merindu nasihatmu
Nasihat yang biasa terdengar kala pagi menyambutku

Inilah kenyataan yang kini menyelimuti
Namamu harum semerbak namun ragamu tak disini
Aku percaya itulah pertemuan dengan Kekasih yang kau nanti
Nikmat itu disambut penduduk langit dan bumi
Do'a pun mengalir deras iringi perjumpaan ini

Ayah...
Ragamu pergi namun tentangmu tetap hidup di benakku
Waktu pun mengajariku tegar hadapi takdir-Mu
Aku bangkit tuk kembali mengurai jejakku

Terimakasih, Ayah... kaulah raja hatiku...


Ucapan terimakasih untuk sahabatku tercinta, Meyrina Ika Faradita, yang telah bersusah payah menyusun puisi indah ini untukku. Jazaakillaah khoiron katsiiron wa Baarakallaahu fiik. 😘

Selasa, 19 September 2017

Muhasabah

Langkah kaki mulai bertapak
Di bayang hidup nestapa
Beribu ronta kuteriakkan
Seberapakah dosaku Tuhan?
Malam terasa sunyi senyap
Aku terhampar di setiap jengkal sajadah yang terhampar
Bertemu dengan-Mu raga ini berubah menjadi pemalu
Tanya hatiku, seberat apa amalku?

-UNN. 19 Sept '17. Purbalingga-