Untaian kata tak mampu gambarkan dirimu
Luasnya samudera tak sanggup lukiskan perjuanganmu
Fenomena hidup bagaikan sahabat untukmu
Air mata kepedihan tak pernah membanjiri pelupuk matamu
Hanya kau yang mengerti kerasnya hidup
Namun tak terpancar lelah di wajahmu
Untukku kau ikhlas gadaikan jiwa ragamu
Relakan bahagiamu, demi seukir tawa di wajahku
Ayah...begitu ku memanggilmu
Ini aku...permata hati yang merindu nasihatmu
Nasihat yang biasa terdengar kala pagi menyambutku
Inilah kenyataan yang kini menyelimuti
Namamu harum semerbak namun ragamu tak disini
Aku percaya itulah pertemuan dengan Kekasih yang kau nanti
Nikmat itu disambut penduduk langit dan bumi
Do'a pun mengalir deras iringi perjumpaan ini
Ayah...
Ragamu pergi namun tentangmu tetap hidup di benakku
Waktu pun mengajariku tegar hadapi takdir-Mu
Aku bangkit tuk kembali mengurai jejakku
Terimakasih, Ayah... kaulah raja hatiku...
Ucapan terimakasih untuk sahabatku tercinta, Meyrina Ika Faradita, yang telah bersusah payah menyusun puisi indah ini untukku. Jazaakillaah khoiron katsiiron wa Baarakallaahu fiik. 😘
Luasnya samudera tak sanggup lukiskan perjuanganmu
Fenomena hidup bagaikan sahabat untukmu
Air mata kepedihan tak pernah membanjiri pelupuk matamu
Hanya kau yang mengerti kerasnya hidup
Namun tak terpancar lelah di wajahmu
Untukku kau ikhlas gadaikan jiwa ragamu
Relakan bahagiamu, demi seukir tawa di wajahku
Ayah...begitu ku memanggilmu
Ini aku...permata hati yang merindu nasihatmu
Nasihat yang biasa terdengar kala pagi menyambutku
Inilah kenyataan yang kini menyelimuti
Namamu harum semerbak namun ragamu tak disini
Aku percaya itulah pertemuan dengan Kekasih yang kau nanti
Nikmat itu disambut penduduk langit dan bumi
Do'a pun mengalir deras iringi perjumpaan ini
Ayah...
Waktu pun mengajariku tegar hadapi takdir-Mu
Aku bangkit tuk kembali mengurai jejakku
Terimakasih, Ayah... kaulah raja hatiku...