Sabtu, 06 September 2014

Penjaraku Istanaku

Hai, sobat! Apa kabarnya nih? Tau gak sih, sekarang aku berada di tempat yang mungkin sebagian orang berfikir berbeda denganku. Inilah penjara suci. Penjara tempat dimana anak-anak menimba ilmu agama dan ilmu umum. Semua seimbang. Bisa jadi ini kali kedua aku menempati penjara suci. Ya, memang! Dulu, aku pernah menjejaki tanah Jawa bagian timur, tepatnya di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ada yang tau kah? Ya benar, Ngawi lebih tepatnya. Pasti tau kan dimana tempatnya? Mantingan!
Disanalah pengalaman pertamaku berada di penjara suci. Penjara suci yang mungkin bisa dikatakan ketat. Hari-harinya sibuuukkk terus. Bagaimana tidak? Dari mulai bangun pagi sampai tidur malam dipenuhi dengan kegiatan yang cukup melelahkan. Sulit untuk menemukan waktu luang.
Dan ini ceritaku sekarang. Sekarang aku berada di tempat di pinggir Jalan Raya Secang. apa itu? Tepatnya di Kubah Emas alias Islamic Boarding School of Assalaam ..(hehehe....)
Ya, masih sama seperti dulu. Hanya saja sedikit berbeda anaknya juga fasilitasnya.
Dari bangun tidur sampai tidur lagi nggak ada kata nggak ngantri. Mau mandi ngantri, jajan ngantri, makan ngantri, dan semuanya serba ngantri. Tidurnya malam, banyak kegiatan, mufrodzat lah, muhadhoroh lah, tapaksuci lah, conversation lah, tausiyah lah, senam pagi lah, pramuka lah, kayak dikejar-kejar waktu terus. Jadi aku harus benar-benar membagi waktuku dengan baik. Tapi, ada asyiknya lho! Teman kita bertambah banyak, kebersamaan menjadi kan semuanya ringan. Inilah ceritaku, apa ceritamu?

Kamis, 04 September 2014

Pilu

Indah betapa 
Syahdu terasa yg berlalu 
Pilu menyisa mengalunkan tangis 
Kini sendiri di puing-puing kehancuran 

Lagu berubah menjadi sedih 
Melayu mendayu kembali merayu 
Semenjak kehilangan paru 
Dimana perhatian itu kini? 

Bayang-bayang tinggal menghiasi 
Hilang sudah pelangi panjang membentang 
Rasa sekejap saja 
Hati ini bagai di jemput di bawa ke neraka 

Apa yg menelusuri dadamu 
Tinggallah jiwa ini dlm kegelapan 
Prahara datang, engkau hilang tanpa jejak 
Hanya kenangan dan air mata